FOTO-FOTO KEGIATAN PON XVIII

Kegiatan POSSI Riau

FOTO-FOTO KEGIATAN PON XVIII

Kegiatan POSSI Riau

FOTO-FOTO KEGIATAN PON XVIII

Kegiatan POSSI Riau

FOTO-FOTO KEGIATAN PON XVIII

Kegiatan POSSI Riau

FOTO-FOTO KEGIATAN PON XVIII

Kegiatan POSSI Riau

FOTO-FOTO KEGIATAN PON XVIII

Kegiatan POSSI Riau

Selasa, 05 Februari 2013

Peralatan dasar selam

Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan air dengan atau tanpa menggunakan peralatan selam, dengan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam kegiatan penyelaman terdapat dua jenis kegiatan selam menurut kebutuhan dan kelengkapannya, yaitu skin diving dan scuba diving. Skin diving merupakan penyelaman yang dilakukan dengan menggunakan peralatan selam dasar (masker, snorkel dan fins) dan biasanya hanya dilakukan untuk kegiatan snorkling (menikmati pemandangan bawah permukaan air) atau sport diving (penyelaman olahraga. Sedagkan scuba diving merupakan penyelaman yang menggunakan peralatan selam lengkap atau biasa disebut peralatan SCUBA (Self Breathing Underwater Breathing Apparatus) yang biasanya digunakan untuk kegiatan penyelaman ilmiah (Scientific Diving), penyelaman komersial (engginering dive, ship salvage, inspection & repair), ataupun penyelaman yang dilakukan oleh para marinir untuk kegiatan pertahan dan keamanan (Tactical / Combat Diving).
Adapun alat yang digunakan pada Skin dive dan Scuba dive, yaitu :
1. Peralatan Dasar Selam (Skin Dive Equipment)
· Mask
Mask merupakan peralatan selam yang menutupimsebagian wajah terutama daerah mata dan hidung, dengan memiliki fungsi : menciptakan kantong udara antara mata dan hidung penyelam terhadap kolom air sehingga memungkinkan penyelam dapat melihat pada daerah kolom air, lalu masker dapat mencegah air masuk ke hidung dan mata, sekaligus mencegah timbulnya iritasi. Mask haruslah nyaman dan kedap air, bentuknya juga harus mengikuti bentuk wajah pemakai. Untuk menguji kekedapannya pakailah mask tersebut dengan tanpa tali, tarik napas melalui hidung dan lepaskan mask dari tangan. Jika tidak jatuh berarti masker itu cocok.
· Snorkel
Snorkel merupakan pipa yang terbuat dari silicon dengan panjang antara 12 sampai 14 inch yang berfungsi sebagai alat survival untuk membantu penyelam untuk bernafas dipermukaan air tanpa mengangkat kepala dan melihat pemandangan dibawah permukaan air. Bentuknya semi-fleksibel dengan tidak berpenutup pada bagian atasnya.
· Fins (Kaki Katak)
Fins merupakan alat selam yang memiliki fungsi memberi kekuatan pada kaki dan sebuah piranti penggerak untuk berenang dengan capat di perairan. Namun, pada hakikatnbya fins bukan dibuat demi menambah kecepatan berenang, namun menambah daya kayuh. Dengan menggunakan alat ini kemampuan renang kita bertambah 10 kali lebih besar dibanding tanpa menggunakannya. Ada tiga macam jenis fins :
a. Foot Pocket
Cocok untuk kegiatan skin diving atau fins swimming, biasanya lebih fleksibel dengan letak lempeng lebih menyudut, yang menyebabkan kaki tidak mudah lelah. Lebih untuk dikenakan atau mencopotnya untuk kegiatan scuba diving, juga berbahaya untuk dikenakan pada kegiatan scuba diving karena sangat riskan tercopot jikalau tersangkut karang atau benda laut lainnya.
b. Open Heel
Cocok untuk ekgiatan scuba diving, biasanya berlempeng lurus, semi kaku dengan lempeng lebih panjang. Jenis ini memberikan kekuatan lebih besar, namun membutuhkan waktu penyesuaian bagi otot – otot kaki. Open heel fins mempunyai kelebihan dalam hal pemakaian atau melepasnya.
c. Adjustable Open Heel
Jenis ini paling sesuai untuk dikenakan pada scuba diving, karena mempunyai kantong yang cukup besar untuk kaki yang memakai boots (pelindung kaki yang digunakan untuk melindungi kaki dari daerah berkarang dan berbatu yang terbuat dari karet busa dengan sol keras). Biasanya terdapat lubang – lubang alur air dibagian atas lempengan tersebut. Lubang alur air ini mengurangi kelelahan kaki yang disebabkan oleh daerah negatif pada lempengan.
· Bouyancy / Life Vest
Merupakan rompi yang dapat diisi dengan udara sehingga dapat memberikan daya apung positif bagi pemakainya selama berenang dipermukaan air, dengan demikian seorang penyelam dapat bergerak tanpa banyak mengeluarkan tenaga. Juga memberi daya apung agar pemakai dapat beristirahat atau menyangga pemakainya pada saat keadaan darurat.

2. Peralatan Scuba (Scuba Equipment)
Scuba merupakan peralatan pernafasan dibawah permukaan air yang dapat dibawa sendiri oleh penyelam. Perlengkapan scuba menurut sistem kerjanya dibagi menjadi 4 sistem:
Sistem Sirkulasi Tertutup
Suatu sistem yang menggunakan zat asam/oksigen murni dilengkapi penyerap kimia untuk menghalau zat asam arang/CO2 yang keluar dari paru-paru. Unit ini pada hakekatnya meniupkan kembali O2 membuang udara ke dalam air. Ini merupakan suatu sistem tertutup sama sekali. Unit ini digunakannya terbatas hingga kedalaman 33 feet. Penggunaan SCUBA jenis ini dituntut keahlian tertentu karena sangat berbahaya.
Sistem Sirkulasi Terbuka
Terdiri dari Demand Regulator dan Tabung Udara yang dimampatkan (Compressed Air Tank) adalah jenis alat scuba yang pada saat ini merupakan alat yang paling aman dipergunakan. Udara yang dimampatkan disalurkan melalui regulator ke penyelam, dan udara yang telah dihisap dibuang langsung ke air tanpa dipergunakan lagi.
Sistem Sirkulasi Semi Tertutup
Dipakai untuk operasi militer dan merupakan kombinasi dari sistem-sistem sirkuit terbuka dan tertutup. Sistem ini mempunyai kantong udara, kotak kimiawi, regulator dan tabung udara yang dimampatkan. Sistem ini memungkinkan penyelam militer untuk bekerja pada kedalaman dan jangka waktu yang lama. Sistem  ini memerlukan pemanasan yang khusus serta membutuhkan peralatan pendukung yang khusus pula, hingga unit ini jarang dipakai umum.
Sistem Gas-Campuran Sirkulasi Tertutup
Sistem ini sangat rumit, memerlukan pemeliharaan khusus dan cukup mahal. Unit ini mempunyai kantong pernafasan, kotak kimiawi dan suatu alat elektronis penyaring oksigen yang dapat mengontrol jumlah O2 pada kedalaman lebih dari 1.000 feet, yang memberikan cukup udara untuk turun dan naik kembali ke permukaan untuk pekerjaan-pekerjaan ilmiah dalam penggunaannya memerlukan latihan yang sangat khusus. Dari keempat sistem yang dibicarakan untuk selam olahraga adalah sistem terbuka.
Didalamnya termasuk masker, fins, dan snorkel selain itu juga terdapat :
a. Wet Suit
P   Pakaian pelindung penyelam yang kini umum dipakai adalah foam neoprene wet suit, bahan yang terbuat dari karet neoprene yang mempunyai gelembung – gelembung busa berudara. Bahan ini tidak menyerap air dan dibuat dalam berbagai ukuran ketebalan bahan. Adapun kegunaan alat ini adalah untuk melindungi penyelam dari goresan karang dan pengurangan panas badan dibawah permukaan air. Namun wet suit sama sekali tidak membuat penyelam menjadi hangat, hanya mencegah penyelam dari kedinginan dan bukan berati penyelam tidak basah.
b. Weight Belt
Alat ini digunakan untuk mnengatur daya apung penyelam. Setiap penyelam mempunyai daya apung yang berbeda. Seorang penyelam di air laut tanpa menggunakan wet suit memerlukan berat antara 4 sampai dengan 6 pounds untuk mengingimbangi daya apung positifnya, sedang bila menggunakan wet suit memerlukan tambahan pemberat antara 10 sampai dengan 12 pounds diatas daya apung normal, sehingga jumlah total yang diperlukan seorang penyelam untuk bisa turun ke bawah berkisar antara 14 sampai dengan 16 pounds. Sebagai pedoman untuk mempermudah penentuan berapa berat yang diperlukan adalah 1/10 dari berat badan normal untuk wet suit dengan ketebalan 3/16 inch. Weight belt harus dilengkapi dengan quick release buckle yaitu suatu gesper pengancing yang dapat dilepas secara cepat.
c. Tabung Selam (Aqualung)
Tabung selam merupakan botol udara yang bertekanan tinggi dibuat untukmenampung udara yang dimampatkan secara aman. Tabung – tabung masa kini dibuat dari bahanbaja atau campuran alumunium dan diperoleh dalam beberapa ukuran. Pada tabung biasa terdapat tulisan – tulisan DOT 3 AA 2250, H 474829, 7 + 89 +. Tulisan itu berarti, tabung ini telah memiliki lisensi dari Department of Transportation (DOT) cap ini biasanya merupakan produk buatan amerika. 3 AA memiliki arti tabung menggunakan kelas dan macam logam penahan tekanan tinggi (Chromenolybdenum stell – 4130). 2250 merupakan tekanan kerja maksimum pada tabung dalam satuan Psi, namun dapat diisi hingga 2475 Psi. H 474829 merupakan nomer seri tabung dan 7 + 89 + merupakan tanggal pengujian. Adapun macam – macam jenis tabung :
  • Tabung baja 71,2 cuft : Standart tabung baja adalah 25 inch panjang, memiliki berat kira – kira 30 Lbs dalam keadaan kososng dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat melayang di air laut. bila udara dimampatkan atau dipompa kedalam tabung sampai tekanan maksimum sebesar 2250 Psi itu berarti kira – kira 65 cuft udara bebas yang ditampungnya. Dan apabila diisi hingga melampaui 10 % yaitu 2475 Psi, berarti tabung ini biasanya disebut tabung selam satandar 71 kubik feet (71 cubic feet satandart diving tank).
  • Tabung alumunium 71,2 cuft : Silinder alumunium 71,2 cuft, panjang 28 inch dan mempunyai berat kira – kira 27 Lbs dalam keadaan kosong. Tabung ini 3 inch lebih panjang dan lebih ringan dibanding tabung baja dengan ukuran yang sama. Tekanan maksimum tabung adalah 2475 Psi. Tanda A+ untuk pengisian lebih 10 % tidak diperlukan. Silinder alumunium dijamin anti karat dan proses perapuhan tidak perlu dikhawatirkan lagi. Sampai saat ini tabung scuba alumunium dibuat di amerika oleh Luxver Ltd.
  • Tabung alumunium 3000 Psi 72,0 cuft : Tabung ini panjangnya 26 inh, beratnya 30 Lbs dan berbobot netral dalam air laut. kapasitas tabung adalah 72,0 cuft pada tekanan maksimum 3000 Psi ada tekanan 2475 Psi tabung akan berisi lebih kurang 60 kubik feet udara bebas.
  • Unit tabung ganda : Tabung jenis ini disediakan untuk persediaan yang lebih lama. Tabung ini dapat disatukan dengan katup ganda atau dua tabung tunggal yang digabungkan dengan pipa penyambung. Pipa penyambung memungkinkan anda untuk menggunakan tabung tunggal tersebut secara terpisah. Tipe unit ini sangat cocok untuk penyelaman air dalam, fotografi bawah bawah air atau penyelaman penyelamatan yang memerlukan bottom time yang lama.
Tabung selam memiliki katup tabung / valve. Terdapat dua jenis katup standar, yaitu :
· Type non reserve / “K” valve : Katup “K” tanpa cadangan adalah katup yang mudah ditutup dan dibuka. Tabung dengan katup ini mengharuskan penyelam menggunakan alat tambahan untuk memonitor seberapa banyak udara yang masih ada dalam tabung. Alat itu disebut Submersible Pressure Gauge.
· Type constant reserve / “J” valve : Katup ini hampir sama dengan katup “K” valve, adapun perbedaannya adalah tipe ini dilengkapi dengan perlengkapan mekanisme cadangan pada tekanan 300 Psi. Jadi apabila tekanan tabung turun sampai kira – kira 300 Psi, pegas akan menutup katup dan menimbulkan kontraksi dalam pengadaan udara untuk pernapasan dan dengan menarik ke bawah batang penghubung yang tersambung pada katup cadangan disisi kiri tabung, dapat melepaskan kembali katup yang tertutup, maka mengalirlah sisa udara terakhir pada tabung. Katup cadangan menyediakan udara cukup untuk penyelam naik ke permukaan.
O-Ring Seal : O-ring karet (gelang karet berbentuk O) yang kecil terletak pada permukaan katup membuat suatu kedap tekanan tinggi antara regulator dengan katup tabung. Bawalah selalu persediaan o-ring dalam tas perlengkapan selam anda, sebab apabila o-ring tersebut hilang maka regulator anda tidak dapat dipakai.
Penyandang Tabung (Back Pack) : Adalah suatu sistem harness yang melekatkan tabung pada punggung penyelam. Bentuknya bermacam-macam. Tetapi yang beredar sekarang adalah BC yang sekaligus bergabung dengan back packnya, sehingga mudah untuk memasangnya tabung pada BC nya. Backpack dan sabuk penyandang harus mempunyai gesper luncur cepat pada ikat bahu kiri ikat pinggang. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penyelam melepas maupun memasang kembali tabung di dalam air. Seperti halnya dengan peralatan selam lain, setelah dipakai menyelam dibersihkan dengan air tawar yang bersih, untuk BC dibilas dengan air hangat di bagian dalamnya, simpan dengan kondisi berisi udara.
d. Regulator
Regulator adalah suatu alat yang sederhana untuk mengubah udara bertekanan tinggi dari sebuah tabung scuba menjadi udara bertekanan rendah sesuai dengan kebutuhan penyelam dan hanya memberikan udara yang diperlukan sesuai dengan tekanan sekelilingnya.
Ada beberapa tipe regulator:
Pipa udara ganda (Double Hose)
Regulator Demand yang biasa dikenal di Amerika sejak tahun 1949 terdiri dari satu bagian yang dipasang di atas katup tabung dengan sebuah pipa penyalur udara napas, mouthpiece dan sebuah pipa buang udara. Pada saat ini biasanya disebut Two Hose Regulator. Mouthpiece atau Genggam Mulut adalah suatu bagian yang dimasukkan ke dalam mulut.
Jenis dari regulator ini pemakaiannya lebih sukar, karena penyelam harus menghembus dengan keras bila akan menghirup udara. Pada umumnya digunakan oleh penyelam komersil. Oleh karena gelembung udara yang dikeluarkan oleh penyelam keluar di belakang penyelam, maka gelembung tidak mengganggu pandangan penyelam.
Prinsip kerjanya mempunyai dua tingkat yaitu tingkat pertama (first stage) dan tingkat kedua (second stage). Pada tingkat pertama udara diturunkan diatas tekanan sekelilingnya dan tingkat kedua tekanan udara berkurang sesuai yang dibutuhkan penyelam yaitu sesuai dengan keadaan sekelilingnya. Sisa udara yang berasal dari mouthpiece akan dikembalikan ke tingkat pertama untuk dibuang keluar.
Pipa udara tunggal (Single Hose)
Yang umum dipakai sekarang adalah pipa udara tunggal terdiri dari dua tingkat yaitu tingkat pertama (first stage) dan tingkat kedua (second stage) yang dipasang pada bagian mulut (mouthpiece). Udara pada tingkat pertama menjadi ¡¾ 140 psi diatas tekanan sekelilingnya. Pada tingkat kedua dikurangi menjadi sebesar tekanan yang dibutuhkan.
Perbedaan utama dengan double hose adalah bahwa kedua tingkatannya terpisah. Dimana Second Stage terletak dekat mulut penyelam untuk memudahkan bernapas, oleh karena itu sekat karet berada pada permukaan yang sama dengan paru-paru dalam posisi berenang biasa.
Single hose juga dilengkapi dengan tombol kuras (purge botton) yaitu berfungsi membuang sisa air dalam mouthpiece bila ditekan.
Untuk melindungi bagian first stage dari masuknya air dan debu juga dilengkapi dengan penutup (cup) dipasang pada bagian first stage jika regulator tidak dipakai.
e. Buoyancy Compensator Device / BCD
Berbentuk seperti sebuah rompi yang didalamnya terdapat air cell. Air cell pada sebuah BCD berfungsi untuk mengatur buoyancy (daya apung) sang penyelam. Komponen lain dari sebuah BCD diantaranya adalah inflator / deflator dan dump valve.
Pisau Selam
Merupakan alat serbaguna, dipergunakan untuk menolong, menggali, juga sebagai alat pengukur. Terbuat dari logam antikarat, bergerigi pada matanya dan yang lain dapat berguna memotong tali di dalam air. Di pasang pada betis sebelah dalam untuk menghindari tersangkut pada rumput dan sebagainya. Tulisan SS.320 atau SS.420 berarti SS.320 mengandung carbon lebih sedikit dibandingkan SS.420.
Selain itu ada pula alat pelengkap lainnya yang mendukung berjalannya kegiatan penyelaman, diantaranya :
· Sarung Tangan
Peralatan ini merupakan tambahan pakaian selam. Berguna untuk melindungi anggota tubuh yaitu bagian dari tangan dari goresan tangan dan sebagainya.
Tangan penyelam akan menjadi lembut jika terendam dalam air dan apabila tergores sangat sulit untuk menghentikan pendarahan.
· Senter
Senter digunakan untuk selam malam, sebagai penanda, dan dalam penyelaman gua.
Jika menyelam dilakukan pada sore hari atau pada cuaca yang kurang bersahabat persiapkanlah senter.
· Jam Selam
Dalam penyelaman setiap penyelam harus membawa jam atau alat pengukur waktu lainnya. Hal ini untuk mengetahui waktu-waktu dalam penyelaman.
Jam selama selain dapat melihat waktu, ada juga yang dikombinasikan dengan depth meter dan kompas. Hal ini mempermudah penyelaman. Perhatikan batas water resistant. Untuk penyelaman yang tidak melebihi 7 meter dapat dipakai jam yang memiliki water resistant 10 bar (misal Q&Q).
· Bag
Sangat berfungsi untuk menyimpan barang-barang berharga atau alat komunikasi yang tak mungkin di tinggal selama penyelaman.
Sebelum menggunakan cek apakah bag bocor atau tidak.
Perhatikan warna dari bag, warna yang terlalu mengkilat akan menarik ikan-ikan yang mungkin dapat mendatangkan bahaya.

Senin, 28 Januari 2013

Sejarah berdirinya POSSI


Olahraga Selam adalah jenis atau cabang olahraga yang istimewa, karena olahraga ini memiliki muatan yang dapat dikembangkan kearah prestasi, rekreasi maupun profesi. Olahraga selam telah ada di Indonesia sebelum tahun 1962 tetapi kebanyakan dilakukan oleh orang asing yang bekerja di Indonesia, pada tahun 1962 TNI – AL mendirikan Instalasi Pusat Penyelaman dan Sekolah Penyelaman. Dengan berdirinya kedua lembaga tersebut maka makin bertambah banyak orang Indonesia yang berlatih dan belajar selam, terutama di lingkungan TNI – AL.

Pada tahun 1970-an tepatnya tahun 1973 olahraga selam dikembangkan oleh beberapa tokoh masyarakat seperti Adam Malik, Sudomo, Saleh Basarah dan Urip Santoso serta beberapa orang lainnya.

Bersama – sama dengan tokoh tersebut mereka membentuk club selam pertama di Indonesia yaitu : Nusantara Diving Club ( NDC ) dan kemudian juga terbentuk Surabaya Diving Club ( SDC ), kedua club selam ini masuk ke dalam wadah Organisasi Persatuan Olahraga Perairan Indonesia ( PEROPI ) sebagai cabang selam, Perkembangan Olahraga di Indonesia sangat banyak didukung oleh TNI – AL baik personil maupun material serta pembinaan di daerah – daerah.

Pada tahun 1973 dengan persetujuan Pimpinan PEROPI olahraga selam berdiri sendiri sebagai Induk Organisasi menjadi POSSI. Pada tanggal 5 Agustus 1977 POSSI resmi menjadi Induk Organisasi Selam di Indonesia. Sebagai induk organisasi POSSI menyusun PPDSI sebagai pedoman kegiatan. POSSI menjadi anggota dari Federasi Olahraga Perairan Indonesia ( FOPINDO ) serta diterima sebagai anggota KONI Pusat dan Federasi Selam Dunia yaitu Confederation Mondiale Des Activities Subaquatiques           ( CMAS ) yang bermarkas di Roma – Italia dan anggota dari Federasi Selam Asia            ( AUF ).
Pada tahun 1978 POSSI mendidik mahasiswa Muhawarman ( ITB ) untuk Scuba Diver A2 serta mendidik personil PHPA.

Tahun 1981 olahraga selam untuk pertama kalinya masuk dalam Pekan Olahraga Nasional ( PON ) yaitu pada PON XI dan Pengda yang ikut dalam Pekan Olahraga Nasional tersebut berjumlah 4 Pengda POSSI yaitu : Pengda POSSI DKI , Pengda POSSI Jawa Barat, Pengda POSSI Jawa Timur dan Pengda POSSI Bali.

Tahun 1984 POSSI juga menyusun buku Petunjuk Wisata Tirta untuk DITJENPAR serta mendidik Scuba Diver untuk Personil PHPA. Tahun 1985 POSSI melaksanakan Pendidikan Selam dan Pemotretan / Video Bawah Air untuk kameramen PPFN, pada tahun 1985 cabang selam juga dipertandingkan kembali dalam Pekan Olahraga Nasional XII dan Pengda yang ikut dalam kegiatan tersebut berjumlah 10 Pengda POSSI yaitu : Pengda POSSI DKI, Pengda POSSI Jawa Barat, Pengda POSSI Jawa Timur, Pengda POSSI Bali, Pengda POSSI Irian Jaya, Pengda POSSI Maluku, Pengda POSSI Sulawesi Utara, Pengda POSSI Sulawesi Selatan, Pengda POSSI Lampung dan Pengda POSSI Kalimantan Selatan.

Tahun 1986 KONI Pusat telah memutuskan untuk cabang olahraga selam tidak lagi dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional. Pada tahun 1986 POSSI telah memiliki 14 Pengda yaitu : Pengda POSSI Sumatera Utara, Pengda POSSI Riau, Pengda POSSI Lampung, Pengda POSSI DKI, Pengda POSSI Jawa Barat, Pengda POSSI Jawa Tengah, Pengda POSSI Jawa Timur, Pengda POSSI Bali, Pengda POSSI Nusa Tenggara Barat, Pengda POSSI Sulawesi Selatan, Pengda POSSI Sulawesi Utara, Pengda POSSI Maluku, Pengda POSSI Irian Jaya, Pengda POSSI Kalimantan Tengah serta kurang lebih 60 perkumpulan selam dan 1500 peselam di seluruh Indonesia.

Tahun 1987 – 1997 dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini telah terjadi pengembangan yang luar biasa, terutama dari jumlah peselam yang meningkat sampai 10 x lipat, tetapi dengan tidak masuknya cabang olahraga selam dalam PON di satu sisi dan pengembangan wisata bahari disisi lain muncul banyak hal yang positif dan negatif, hal ini adalah merupakan pekerjaan rumah buat kita semua terutama untuk para Instruktur POSSI.

Tahun 1988 Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah pada Kejuaraan Asia Competition of Fin Swimming I di Jakarta.

Tahun 1993 Indonesia sekali lagi dipercaya untuk menyelenggarakan Asia Championship of Fin Swimming III di Jakarta.

Tahun 1997 Indonesia mengikuti Kejuaraan Asia Championship of Fin Swimming V di Hobart – Australia dan Indonesia menempati urutan ke IV.

Tahun 1998 PB POSSI melaksanakan Kongres V sebagai wujud nyata dari pelaksanaan Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga ( AD / ART ) PB POSSI. Setelah PB POSSI melaksanakan Kongres, PB POSSI kembali berupaya kembali agar cabang olahraga selam masuk kembali ke dalam PON XV di Surabaya, melalui perjuangan yang tidak kenal lelah dari para Pengurus PB POSSI akhirnya KONI Pusat menyetujui dan memutuskan bahwa cabang olahraga selam dapat dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional XV tahun 2000 di Surabaya dengan catatan bahwa semua biaya penyelenggaraan di tanggung sendiri oleh PB POSSI.

Pada tahun 2000 cabang olahraga selam dipertandingkan kembali dalam event PON XV di Surabaya dan PB POSSI berhasil dengan sukses menyelenggarakan event terbesar di Indonesia tersebut untuk cabang selam.

POSSI Riau pada awalnya berkedudukan di Tanjung Pinang (ketika Riau dan Kepulauan Riau) masih satu Provinsi. Pasca Kepulauan Riau disetujui menjadi provinsi baru, pada tahun 2005 di Kota Dumai di bentuk POSSI Riau yang dipelopori oleh Ali Usman, Djarin, Tri Gunawan dan Kusman hadi.
Maka sejak Desember 2005 POSSI Riau resmi dibentuk dengan ketua umum Kolonel Alex Kekung  dengan anggota dari berbagai elemen masyarakat yang mencintai olahraga selam.